Sumber: @palarifilms |
Judul: Posesif
Sutradara: Edwin
Penulis Skenario: Gina S. Noer
Sinematografer: Batara Goempar
Pemain: Putri Marino, Adipati Dolken, Yayu Unru, Cut Mini...
Nilai: 8/10
“Aku bisa
nyakitin siapa aja yang deket sama kamu.”
-Yudhis-
Pertama-tama,
sinopsis. Oke.
Lala (Putri
Marino) adalah seorang atlet renang dan sering ikut kejuaraan. Ketika kembali
ke rutinitasnya untuk sekolah, ia bertemu Yudhis(Adipati Dolken) yang ternyata adalah
murid pindahan. Mereka bertemu dipertemukan oleh hal konyol dan cenderung
memalukan. Dan kejadian itu malah merekatkan mereka berdua. Semakin dekat,
hal-hal tentang Yudhis mulai terbuka satu per satu dan menjadi konflik utama
dalam cerita.
Ulasan
Tak bisa
berkata-kata saya saking kerennya. Bukan karena saya dan sang sutradara
memiliki nama yang sama, tapi memang begitu kenyataannya. Sudah lama saya
berkeinginan menonton film ini, karena waktu itu, orang-orang yang saya ikuti
di twitter sangat merekomendasikan film ini. Apalagi setelah dinobatkan sebagai Film Terbaik di Festival Film Indonesia 2017. Berhubung saya sedang sibuk-sibuknya ujian, saya tahan
nafsu itu. Dan sekrang baru punya kesempatan untuk menonton dan tidak heran
dengan pencapaian dari Posesif ini.
sumber: @palarifilms |
Nama Edwin, sang
sutradara, memang belum begitu bergaung di telinga penikmat film Indonesia.
Tapi, kenyataannya, namanya cukup terkenal di festival-festival film baik dalam
maupun luar negeri. Itulah alasan kenapa kita kurang mengenalnya. Ia membuat
film ditujukan untuk festival bukan hanya untuk mendapatkan profit semata.
Percuma juga banyak yang menonton tapi kualitas filmnya rendah.
Film lain karya
Edwin adalah film pendek ‘Kara, Anak Sebatang Pohon(2005) menjadi film pendek
Indonesia pertama yang berhasil menembus ajang Festifal Film Cannes 2005 dalam
sesi Director’s Forthnight, Babi Buta yang Ingin Terbang (2008), Kebun Binatang
(2012), Someone’s Wife in the Boat of Someone’s Husband (2013) dan yang terbaru
Posesif (2017) ini. Dan ia dinobatkan sebagai Sutradara Terbaik di Festival
Film Indonesia 2017 berkat Posesif. Sungguh bangga sebagai sesame Edwin. Semoga
kelak saya bisa menyamai atau bahkan melebihi pencapainnya.
Sumber: @palarifilms |
Tak seperti film
romansa remaja Indonesia lainnya, film Posesif mengambil genre romance-suspense
dan berani mengambil tema toxic-relationship. Skenario digarap Gina S. Noer
dengan begitu apik. Sangat menarik. Jadi, cerita cinta anak SMA yang tidak
hanya yang begitu-begitu saja, tapi perubahan sudut pandang serta pengarahan
yang apik dari Edwin inilah yang membuat film ini berkesan dan pantas diganjar
penghargaan. Dengan tema tersebut, kita juga diajak mengenali toxic
relationship yang mungkin saja terjadi pada siapa saja, tak peduli kisah cinta
anak SMA atau yang lain. Kita dibuat sadar, selain indah, cinta juga berbahaya.
Jajaran pemain
pun sungguh menyatu dalam cerita. Putri Marino berakting dengan sangat baik
sepanjang durasi dan hampir tanpa cela. Entah karena saya belum pernah menonton
dia menjadi peran lain atau memang aktingnya begitu menjiwai sosok Lala
sendiri. Mengesampingkan fakta bahwa dia cantik dan sudah jadi istri orang, dia
sangat laik sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik di Festival Film Indonesia
2017.
Sumber; @palarifilms |
Penampilan berkesan
lainnya ditunjukkan oleh Adipati, Yayu Unru(Ia juga mendapat penghargaan
sebagai Pemeran Pendukung Pria Terbaik di FFI 2017 berkat aktingnya sebagai
Ayah Lala di Posesif), dan Cut Mini. Mereka merasuki peran masing-masing dan
dengan sangat meyakinkan membuat kita terbawa emosi. Mereka adalah sumber dari
rasa deg-degan yang saya rasakan sepanjang menonton Posesif. Keren!
Sinematografi pun
sangat memikat. Penyajian gambar membantu penonton mengetahui maksud adegan
tanpa perlu kata-kata. Sangat jarang untuk ukuran film Indonesia. Salut buat,
Batara Goempar. Selain itu, lagu-lagu pengiringnya pun punya andil yang cukup
besar dalam membangun suasana. Beberapa lagu yang saya tahu pun masuk di
dalamnya. Favorit saya adalah ketika Dan dari Sheila On 7 dan Sampai Jadi Debu
dari Banda Neira. Membekas.
Saya jarang
menonton film romansa, apalagi film Indonesia, tapi jika dibandingkan dengan
beberapa film romansa anak SMA Indonesia yang pernah saya tonton, kebanyakan di
televisi, Posesif adalah yang terbaik. Jauh. Levelnya beda. Termasuk dengan
film yang bilang rindu itu berat.
Tontonlah,
teman-teman. Ada di iflix.
Nama Edwin
memang jaminan kualitas.
Hehehehehehe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar